Pembangunan Jalur LRT Dituding Kelewat Mahal, Markup Anggaran atau Bagaimana?

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengklarifikasi tudingan miring jalur Light Rail Transit (LRT) dari Kelapa Gading hingga Velodrome Rawamangun yang dinilai beberapa pihak kurang efektif dan biaya proyek yang dinilai terlalu mahal.

Mengenai dipilihnya pembangunan jalur tersebut dan pembangunan depo di Kelapa Gading, Direktur Proyek LRT Iwan Takwin beralasan saat itu Pemprov DKI membutuhkan tanah luas untuk membangun Depo.

Dinyatakannya, dengan anggaran hanya Rp6,8 triliun, Jakpro harus memanfaatkan anggaran itu, termasuk untuk membangun stasiun dan depo.

"Kebetulan saat itu hanya ada tanah di Kelapa Gading. Tanah itu milik DKI yang kini telah dibangun Depo," ujar Iwan.

Depo LRT yang nantinya menjadi bengkel serta garasi sejumlah kereta itu, dibangun di atas lahan 10 hektare dan menghabiskan dana Rp2,5 triliun.

Dari depo ini pihak LRT sudah mengembangkan jaringan rel hingga ke Velodrome yang mengarah ke selatan depo. Sementara untuk ke arah barat, LRT bakal merancang jalur ke arah Stadion BMW yang nanti akan menjadi markas Persija Jakarta dan akan dimaksimalkan hingga ke kawasan Bandara Soekarno Hatta.

Sementara itu, mengenai tudingan sejumlah pihak yang menyebutkan LRT Jakarta pembangunannya mahal. Iwan beralasan harga tanah di Jakarta yang relatif mahal membuat nilai investasi pembangunan sangat besar, untuk fase 1 dari Kelapa Gading-Velodrome, PT Jakpro telah menghabiskan dana Rp6,8 triliun termasuk membeli kereta dan membangun lima stasiun.

"Artinya dengan jarak 5,8 kilometer. Tercatat LRT menghabiskan dana Rp460 miliar per satu kilometernya," tuturnya.

Penulis: ***
Editor: Ferry Hidayat
Foto: Hafidz Mubarak A



Sumber : https://id.investing.com/news/economy-news/pembangunan-jalur-lrt-dituding-kelewat-mahal-markup-anggaran-atau-bagaimana-410270

Whatsapp

0 Komentar