Ruchman Basori, Teladan Publikasi dari Bilik Birokrasi

Sentul (Kemenag) --- “Siapa tahu, ada satu atau dua kata yang saya tulis bisa menjadi amal baik saya kelak ketika menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa," demikian kata Ruchman Basori seusai menerima penghargaan sebagai “Pegawai dengan Kontribusi Publikasi Program Pendidikan Islam Teraktif Tahun 2018”.

Penghargaan diberikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kamaruddin Amin. Ikut menyaksikan, Menteri Agama  Lukman Hakim Saifuddin dan Jajaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV Ditjen Pendis peserta Rapim Ditjen Pendidikan Islam yang berlangsung 20-22 Januari 2019 di Sentul City, Bogor. 

Kasi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam ini mendapat apresiasi atas peran aktifnya mempublikasikan program-program Ditjen Pendidikan Islam melalui penulisan berita (news) sepanjang tahun 2018. “Saya ingin berbagi kabar dari bilik birokrasi, yang konon sering membelenggu kreatifitas dan inovasi,” kata pria kelahiran Purbalingga ini.

“Informasi positif tentang derap langkah, karya dan prestasi di Kementerian Agama harus didengar oleh masyarakat, sehingga mereka merasakan kehadiran kementerian ini,” sambungnya.

Ruchman Basori memulai karir sebagai Birokrat Kementerian Agama sebagai staf dan Kasi Kesantrian pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dari tahun 2004-2013. Pria 45 tahun ini lalu diberi amanah sebagai Kasi Sarpras MI dan MA pada Direktorat Pendidikan Madrasah (2013-2015). Sejak 2016 sampai kini, dia mendampingi mahasiswa PTKI se-Indonesia sebagai Kasi Kemahasiswaan pada Direktorat PTKI.

Sepanjang 2018, ratusan berita telah ditulis Ruchman dan dimuat di website Kemenag dan Ditjen Pendidikan Islam. Banyak tulisannya juga yang dimuat di media online lainnya, antara lain: suaramerdeka.com, timesindonesia.co.id, dan nu.or.id. Beberapa opininya juga pernah terbit di Republika dan Seputar Indonesia.

Ditanya tentang resep menulis, Ruchman mengaku bahwa yang terpenting adalah kemauan, komitmen, dan konsistensi (istiqomah). “Tidak sulit kok menulis, yang penting ada kemauan kuat untuk mengabarkan kepada publik sesuatu yang baik,” ujar Aktivis Mahasiswa ’98 ini.

“Banyak teman yang mempunyai kemampuan menulis luar biasa. Tetapi karena kurang komitmen tinggi, juga akhirnya tidak jadi tulisannya,” tuturnya. 

Alumni IAIN Waliosngo ini prihatin dengan belum meratanya publikasi kinerja Kementerian Agama. Menurutnya, banyak prestasi dan capaian Kemenag yang masih harus dikabarkan hingga publik bisa mengetahuinya. 

“Masyarakat harus tahu tentang gerak langkah kementerian ini dalam memberikan rekognisi, fasilitasi, dan regulasi terhadap pendidikan Islam,” katanya. 

“Teman-teman pada Humas Pendis mengalami keterbatasan sumber daya sehingga belum mampu menjamah seluruh unit, padahal issu-issu pendidikan Islam sangat seksi,” sambungnya.

Kandidat Doktor Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menilai penghargaan yang diterimanya sebagai hasil karya seluruh Aparatur Sipil Negara pada Direktorat PTKI, juga para Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan PTKIN. “Terimakasih kepada Pak Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A., Ph.D, dan teman-teman media mitra,” ujarnya.

Kepada rekan sejawat, Ruchman mengajak untuk terus melakukan sesuatu yang positif, walau itu kecil. “Menulis adalah jendela dunia dan manfaatnya akan sangat abadi dibandingkan dengan tradisi lisan,” tandasnya. (Solla)



Sumber : Kementrian Agama RI

Whatsapp

0 Komentar